BAB II
KONSEP DASAR HOME
CARE
A. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang
harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen , 2001)
Menurut
Habbs dan Perrin, 1985 (dalam Lerman D. & Eric B.L, 1993) Home Care merupakan layanan kesehatan
yang dilakukan di rumah pasien, sehingga home
care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang
telah melalui sejarah yang panjang.
Di beberapa negara
maju,” home care “ (perawatan di
rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William
Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk
kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan
tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa literatur pengertian “ home care ” adalah :
1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan
keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di
mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di
rumah.
2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan
keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau
puskesmas.
3. Pelayanan
kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
4. Pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk
memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja (kontrak) (Warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri
keperawatan di rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes).
B. Konsep Model / Teori Keperawatan yang
Mendukung Home Care
Menurut Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang
mendukung home care antara lain :
1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut
Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses
penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting
dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi
a. Udara bersih,
a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih
menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang
dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan
masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi
dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E.
Rogers)
Dalam memahami konsep
model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan
yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda – beda. Dalam proses
kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap
individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan
yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian
system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan
manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi
dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan
helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan
akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat.
Menurut Rogers (1970),
tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,
mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak
mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka
Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara
terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.
3.
Teori Transkultural nursing
(Leininger)
Leininger percaya bahwa
tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur.
Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care,
nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan
akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada
kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara
pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan
profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat
bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan,
politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak
pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.
4. Theory
of Human Caring (Watson, 1979)
Teori ini mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup)
yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan)
yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
5. Teori Self Care (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem
dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam
melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua bentuk teori Self Care, di antaranya :
a. Perawatan
diri sendiri (Self Care)
1)
Self
Care:
merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan
serta kesejahteraan.
2)
Self
Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand:
tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan
mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
4) Self Care Requisites:
kebutuhan self care merupakan suatu
tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang
bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam
upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self
Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu : Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental
Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan
Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi
pasien).
b. Self
Care Defisit
Self
Care Defisit merupakan bagian penting dalam
perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada
saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak
mampu atau terbatas untuk melakukan self
carenya secara terus menerus. Self
care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan
yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta
mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
6. Teori Dinamic
dan Self Determination for Self Care (Rice)
Perawat
sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang
ditetapkan oleh pasien.
C. Landasan Hukum Home Care
1. Fungsi hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan
profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan
tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik
keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah
hukum.
2.
Landasan hukum :
a. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
c. UU Nomor
36 tahun 2009 tentang kesehatan
d. PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
e. PP Nomor
25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
f. PP Nomor
47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,
ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian,
administrator kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan,
perawat, radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis
g. SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan
fungsonal perawat.
h. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
i. Kepmenkes
Nomor 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
j.
Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009
tentang Sistem Kesehatan Nasional
k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang
penetapan roadmap reformasi kes.masy.
l. Permenkes
Nomor 920 tahun 1986 tentang pelayan
medik swasta
m. Permenkes
Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan
D.
Lingkup Pelayanan Home care
Menurut Nuryandari
(2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home
care adalah:
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan
lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta
lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social
Menurut Rice (2001)
jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi
kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus
yang di jumpai di komunitas.
a. Kasus
umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah :
1) Klien
dengan penyakit obstruktif paru kronis
2) Klien dengan penyakit gagal jantung
3) Klien dengan gangguan oksigenasi
4) Klien dengan perlukaan kronis
5) Klien dengan diabetes
6) Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7) Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau
rehabilitasi
8) Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9) Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10) Klien dengan HIV/AIDS
b. Sedangkan
kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1) Klien dengan post partum
2) Klien dengan gangguan kesehatan mental
3) Klien dengan kondisi usia lanjut
4) Klien dengan kondisi terminal
E.
Skill Dasar yang Harus Dikuasai Perawat
Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23 tindakan
keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain :
1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka dekubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan
O2
9. Penyuntikan (IV,IM,
IC,SC)
10. Pemasangan infus
maupun obat
11. Pengambilan
preparat
12. Pemberian
huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam
rangka rehabilitasi medis
15. Tranpostasi klien
untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16. Pendidikan kesehatan
17. Konseling kasus
terminal
18. Konsultasi/telepon
19. Fasilitasi ke
dokter rujukan
20. Menyiapkan menu
makanan
21. Membersihkan Tempat
tidur pasien
22. Fasilitasi kegiatan
sosial pasien
23. Fasilitasi
perbaikan sarana klien.
Kompetensi Dasar
1. Memahami
dasar-dasar anatomi, fisiologi, patologi tubuh secara umum.
a.
Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi
sebagai sistem tubuh secara umum
b.
Menjelaskan konsep dasar homeostasis,
dan patogenesis.
2. Melaksanakan
pemberian obat kepada klien/pasien
a. Menjelaskan
cara-cara pemberian obat kepada pasien
b. Melakukan
pemberian obat kepada pasien sesuai resep dokter.
3. Memahami
jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh klien/pasien
a. Menjelaskan
jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh
klien/pasien
klien/pasien
b. Menjelaskan
persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di laboratorium
c. Mengantarkan
klien/pasien untuk periksa di laboratorium.
4. Menunjukan
kemampuan melakukan komunikasi terapeutik
a. Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik
b. Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi
terapeutik
c.
Melaksanakan setiap tindakan keperawatan
menggunakan komunikasi terapeutik.
5.
Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia sesuai tingkat perkembangan.
a. Membangun
hubungan antar manusia
b. Mengoptimalkan
komunikasi terapeutik
c. Mengidentifikasi
kebutuhan dasar manusia
d. Merencanakan
kebutuhan dasar manusia
6. Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien
berpenyakit ringan
a. Membangun
hubungan antar manusia
b. Mengoptimalkan
komunikasi terapeutik
c. Mengidentifikasi
kebutuhan dasar klien/pasien
d. Merencanakan
kebutuhan dasar klien/pasien
e. Melaksanakan
kebutuhan dasar klien/ pasien
7. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan
pasien/klien yang penyakit
ringan.
ringan.
8. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH)
a. Mendeskripsikan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
b. Melaksanakan
prosedur K3
c. Menerapkan
konsep lingkungan hidup
d. Menerapkan
ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan
9. Memahami kontinum sehat- sakit
a. Menjelaskan
keseimbangan tubuh manusia normal
b. Menjelaskan
definisi sehat-sakit
c. Menjelaskan
model-model sehat dan sakit
d. Menjelaskan
nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan
e. Menjelaskan
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
f. Menjelaskan
faktor-faktor resiko dalam kehidupan manusia
g. Menjelaskan
dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.
10. Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang
umum di masyarakat
a. Menjelaskan
penyakit–penyakit sistem integumen sederhana yang umum di masyarakat
b. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem gastro
intestinal sederhana yang umum di masyarakat.
c. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito
urinaria sederhana yang umum di masyarakat
d. Menjelaskan
penyakit–penyakit sistem respiratori sederhana yang umum di masyarakat
e. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem kardio
vaskuler sederhana yang umum di masyarakat
f. Menjelaskan
penyakit–penyakit sistem persarafan sederhana yang umum di masyarakat
g. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem
reproduksi sederhana yang umum di masyarakat.
11.Memahami peningkatan
kesehatan dan pelayanan kesehatan utama
a. Menjelaskan
tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
b. Menjelaskan
tindakan pelayanan kesehatan utama
c. Menjelaskan
peran asisten perawat dalam pemberian perawatan utama.
12. Memahami pemberian
obat
a. Menjelaskan
nomenklatur dan bentuk obat oral
b. Menjelaskan
faktor yang mempengaruhi kerja obat
c. Menjelaskan
kemampuan memberikan obat oral.
13. Memahami kemampuan interpersonal dan massa
a. Menjelaskan berbagai
tingkatan komunikasi
b. Menjelaskan proses
komunikasi
c. Menjelaskan
bentuk-bentuk komunikasi
d. Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
e. Mendiskusikan
komunikasi terapeutik
f. Menjelaskan bantuan
dalam berkomunikasi.
14. Prinsip-prinsip perkembangan manusia
a. Menjelaskan teori
pertumbuhan dan perkembangan manusia
b. Menjelaskan tahap
pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menjelaskan tentang
konsepsi
d. Menjelaskan proses
kelahiran.
15. Memahami
tahap-tahap perkemangan manusia
a. Menjelaskan
perkembangan masa bayi
b. Menjelaskan
perkembangan masa balita
c. Menjelaskan
perkembangan anak masa usia sekolah
d. Menjelaskan
perkembangan masa remaja
e. Menjelaskan
perkembangan masa
16. Dewasa muda
a. Menjelaskan
perkembangan masa dewasa
b. Menjelaskan
perkembangan masa lansia.
17. Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan
tahapan perkembangan
a. Menjelaskan sikap perawat terhadap
klien/pasien sesuai dengan tahap perkembangan.
b. Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan
komunitas dan panti.
18. Memahami
tentang stres
a. Menjelaskan konsep stress
b. Menjelaskan adaptasi terhadap stress
c. Menjelaskan respon terhadap stress
d. Menjelaskan proses keperawatan dan adaptasi
terhadap stres.
19. Memahami
kebutuhan dasar manusia
a. Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia
b. Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa
aman
c. Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki
d. Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga
diri
e. Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.
20. Memahami
tentang kesehatan reproduksi
a. Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi
b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat
reproduksi
c. Menjelaskan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan
reproduksi.
reproduksi.
21. Memahami
perilaku empatik
a. Menjelaskan sikap empatik terhadap kehilangn,
kematian, duka cita saat melakukan tindakan keperawatan
b.
Menjelaskan bantuan yang diberikan sesuai dengan agama, dan kebutuhan
spiritual klien tersebut.
spiritual klien tersebut.
22. Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda
vital
b. Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh
c. melaksanakan pengukuran nafas
d. Melaksanakan pengukuran nadi.
23. Melakukan
mobilisasi pasif terhadap klien/pasien
a. Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan
gerak
b. Menjelaskan gangguan mobilisasi
c. Menjelaskan latihan mobilisasi
d. Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi
pasif dan aktif
e. Menjelaskan gangguan mobilisasi.
24. Melakukan
pemberian nutrisi
a. Menjelaskan nutrisi seimbang
b. Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral
pada pasien/klien.
25. Melaksanakan
dokumentasi tindakan keperawatan
a. Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam
tim
b. Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.
26. Melaksanakan
tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah hokum
a. Menjelaskan pentingnya etika dan hukum
keperawatan dalam
melaksanakan tugas
melaksanakan tugas
b.
Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika dan hukum
keperawatan
F.
Issu dan Legal Aspek
Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas
keperawatan mandiri berdasarkan pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat
dapat mengevaluasi klien untuk mendapatkan pelayanan perawatan di rumah tanpa
program medis tetapi perawatan tersebut harus diberikan di bawah petunjuk
rencana tindakan tertulis yang ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi
pelayanan di rumah membuat rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan
dokter untuk menentukan rencana tindakan medis.
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan
pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tinggi, seperti pemberian pengobatan
dan transfusi darah melalui IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang
diberikan pada klien seperti pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang
dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare
atau peraturan pemerintah lainnya tentang perawatan di rumah.
Karena biaya yang sangat terpisah dan
terbatas untuk perawatan di rumah, maka perawat yang memberi perawatan di rumah
harus menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian
biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien membutuhkan
perawatan yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar
biayanya. Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus
memilih antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia,
miskin dan klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus mengetahui
kebijakan tentang perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang
akan memberikan penggantian biaya yang optimal untuk klien.
Pasal krusial dalam Permenkes 148/2010 Tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik keperawatan :
a. Melakukan asuhan keperawatan
meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa keprawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan dan evaluasi.
b. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan
atas permintaan tertulis dokter.
c. Dalam melaksanakan kewenangan perawat
berkewajiban :
1) Menghormati
hak pasien
2)
Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3)
Menyimpan rahasia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
4)
Memberikan informasi
5)
Meminta persetujuan tindakan yang
dilakukan
6)
Melakukan catatan perawatan dengan baik
d. Dalam keadaan darurat yang
mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
e. Perawat yang menjalankan praktik
perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.
g. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan
asuhan dalam bentuk kunjungan rumah
h. Persyaratan
praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
1) Tempat praktik memenuhi syarat
2) Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk
formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan.
G.
Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah
Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan
keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak,
asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan
keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
a.
Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian
bio- psikososio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan
observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat
perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan
tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik
tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang
(terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan
evaluasi.
b.
Mendokumentasikan setiap tindakan
pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai
pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti
untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.
c.
Melakukan koordinasi dengan tim yang
lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
d.
Sebagai pembela/pendukung (advokat)
klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila
diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien
dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
e.
Menentukan frekwensi dan lamanya
keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa
lama kunjungan harus di lakukan.
G.
Mekanisme Pelayanan Home care
Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di
rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah
sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi
pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk
memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1.
Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di
rumah atau tidak.
2.
Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien
dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh
klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3.
Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang
direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan
dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4.
Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan
perawatan dirumah :
a.
Mempunyai
keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping bagi
klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
b.
Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed
consent)
c.
Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan
pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab,
dan haknya dalam menerima pelayanan.
Berikut tahapan mekanisme pelayanan Home Care :
a. Proses penerimaan
kasus
1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain,
keluarga
2) Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk
mengelola kasus
3) Manajer kasus
membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b. Proses pelayanan home care
1) Persiapan
a) Pastikan identitas pasien
b) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
c) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
d) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
e) Siapkan file asuhan keperawatan
f) Siapkan alat bantu media untuk
pendidikan
2) Pelaksanaan
kok gak lengkap yah?
BalasHapuslanjutannya mana??
BalasHapus